Janet (paling kanan) sedang mengajar cooking class |
Cooking class atau kelas memasak sangat digemari para turis asing. Kelas memasak pertama kali dibuka tahun 1993. Casa Luna Restaurant merupakan restoran pertama sebagai pelopor yang membuka kelas memasak di Ubud. Awal dibuka, cooking class hanya seminggu sekali. Namun, dengan banyaknya permintaan, sejak tahun 1994 kelas memasak enam kali seminggu, Hari Senin sampai Jumat dan Minggu. “Hari Sabtu kelas memasak libur,” ujar Pemilik Casa Luna Restaurant Janet De Neefe. Hari Senin, Rabu, dan Jumat kelas memasak mulai pukul 09.30 sampai pukul 13.00. Hari Selasa dan Kamis mulai pukul 08.00 sampai 13.00. Hari Minggu pukul 17.30 -21.00 Jadwal tur ke pasar hanya dilakukan Hari Selasa dan Kamis.
Perempuan asal Australia yang beristrikan lelaki asal Ubud Drs. Ketut Suardana, M.Phil ini mengatakan, sebagian besar turis asing asal Australia yang tertarik cooking class. Beberapa ada juga yang berasal dari AS, Taiwan, dan Jepang. Ada juga beberapa tamu lokal seperti istri pejabat yang sedang mengikuti suaminya tugas ke Bali dan beberapa karyawan yang bekerja dengan orang asing. Tiap siswa dikenai biaya Rp 350 ribu untuk belajar memasak. Siswa boleh ikut kelas lebih dari sekali. Awal dibuka, ibunda Dewi, Krishna, Laksmi, dan Arjuna ini, terjun langsung mengajak memasak. Namun, sejak sepuluh tahun lalu, dengan kesibukan yang bertambah, ia memiliki asisten Gusti Ayu Made Madriani atau yang akrab dipanggil Yude. Awalnya, cooking class dilakukan di Casa Luna Restaurant. Agar tidak terlalu bising, cooking class dipindahkan ke Guest House Honeymoon.
Janet menuturkan, masakan yang diajar meliputi makanan yang familiar di Indonesia seperti nasi goreng, mi goreng, sate ayam, kari ayam, dan masakan khas Bali seperti lawar, sate lilit, tum, betutu, dan pepes. Menurut Yude, saat tur ke pasar, peserta hanya belajar mengenal pasar tradisional dan bahan masakan Indonesia. Untuk bahan-bahan yang akan dimasak sudah disiapkan dari staf cooking class. Janet tak pelit berbagi pengetahuan. Semua ilmu memasak yang dikuasainya sudah dibukukan. Dia sudah menerbitkan dua buku tentang masakan; Fragrant Rice dan The Food of My Island Home.-ast
Perempuan asal Australia yang beristrikan lelaki asal Ubud Drs. Ketut Suardana, M.Phil ini mengatakan, sebagian besar turis asing asal Australia yang tertarik cooking class. Beberapa ada juga yang berasal dari AS, Taiwan, dan Jepang. Ada juga beberapa tamu lokal seperti istri pejabat yang sedang mengikuti suaminya tugas ke Bali dan beberapa karyawan yang bekerja dengan orang asing. Tiap siswa dikenai biaya Rp 350 ribu untuk belajar memasak. Siswa boleh ikut kelas lebih dari sekali. Awal dibuka, ibunda Dewi, Krishna, Laksmi, dan Arjuna ini, terjun langsung mengajak memasak. Namun, sejak sepuluh tahun lalu, dengan kesibukan yang bertambah, ia memiliki asisten Gusti Ayu Made Madriani atau yang akrab dipanggil Yude. Awalnya, cooking class dilakukan di Casa Luna Restaurant. Agar tidak terlalu bising, cooking class dipindahkan ke Guest House Honeymoon.
Janet menuturkan, masakan yang diajar meliputi makanan yang familiar di Indonesia seperti nasi goreng, mi goreng, sate ayam, kari ayam, dan masakan khas Bali seperti lawar, sate lilit, tum, betutu, dan pepes. Menurut Yude, saat tur ke pasar, peserta hanya belajar mengenal pasar tradisional dan bahan masakan Indonesia. Untuk bahan-bahan yang akan dimasak sudah disiapkan dari staf cooking class. Janet tak pelit berbagi pengetahuan. Semua ilmu memasak yang dikuasainya sudah dibukukan. Dia sudah menerbitkan dua buku tentang masakan; Fragrant Rice dan The Food of My Island Home.-ast