Rempah Indonesia sangat terkenal di manca negara. Selain untuk bahan masakan, rempah juga dapat digunakan sebagai obat. Pakar kuliner Made Winaya mengatakan, rempah-rempah sangat memperkaya citarasa masakan Indonesia. Bumbu tradisional Indonesia inilah yang membuat masakan Indonesia terasa khas dan beda. Berkat rempah-rempah pula, Indonesia memiliki kekayaan kuliner.
Menurutnya, rempah-rempah yang dimiliki Indonesia sangat bervariasi. Keuntungan lain dengan kekayaan rempah-rempah ini, Indonesia mampu mengkreasikan banyak menu, bahkan ketika diolah dengan bahan makanan luar negeri.
Menurut Panasihat Indonesia Chef Asosiation (ICA) periode 2007-2012, sejak zaman dulu rempah Indonesia sudah dikenal. Bahkan penjajah datang ke Indonesia karena tertarik dengan rempah-rempah. Indonesia bagian timur merupakan penghasil rempah rempah terbaik di Indonesia. Beberapa rempah Indonesia seperti lada putih, lada hitam, ketumbar, pala, kapulaga, sangat dibutuhkan di Eropa, seperti Belanda, Belgia, Jerman, Italia dan Portugal. Mereka mengimpor dari Indonesia karena rempah rempah tersebut digunakan untuk bahan masakan. “Selain memberi rasa tajam dan aroma pada makanan, rempah tersebut digunakan untuk menggempukkan daging,” ujar Dosen Sekolah Perhotelan Bali ini.
Aroma dan rasa khas rempah Indonesia tetap memikat pencinta kuliner. Kapulaga, misalnya, digunakan untuk campuran olahan sosis dan ham untuk memberikan aroma khas pada daging olahan. Ketumbar, cengkih, pala, dan lada untuk memberi rasa pada makanan. Jahe dan kunyit untuk menghilangkan amis ikan dan sea food. Rempah-rempah ini bisa didapatkan di pasar swalayan atau di pertokoan China Town di tiap-tiap negara. Ada yang segar dan ada juga yang sudah berbentuk bubuk halus.
Menurut lelaki yang lama berkarier di kapal pesiar ini, ia pernah menjumpai bubuk lada putih yang beredar di Bali, aromanya berbeda, tidak terlalu menyengat. Padahal, rempah digunakan dalam bumbu masakan dengan tujuan memberi rasa dan aroma. Ia menyarankan, sebaiknya gunakan rempah alami, seperti lada bentuk bijian yang kemudian dihaluskan sendiri agar aroma dan rasanya lebih kental. Dengan menggunakan bumbu asli bukan dari pabrik, masakan akan tahan lama. Rempah-rempah selain memberi rasa dan aroma juga dapat berfungsi sebagai pengawet. Rendang dikenal sebagai masakan terlezat di dunia karena menggunakan sekitar 8 rempah-rempah Indonesia. Rendang bahkan dapat tahan selama sebulan tanpa perlu diberikan bahan pengawet kimia. Begitu juga di Bali, dikenal masakan ayam betutu dengan olahan banyak rempah-rempah yang khas. Olahan daging ayam ini sudah mulai dilirik wisatawan menjadi oleh-oleh.
Zaman dulu nenek moyang kita kalau sakit jarang ke dokter. Mereka memilih menggunakan boreh atau minum ramuan rempah sebagai jamu kesehatan. Artinya, penggunaaan rempah pada makanan selain memberi rasa, aroma, pengawet, juga dapat berfungsi sebagai obat, misalnya kunyit dan jahe yang bagus untuk kesegaran badan. Menurut lelaki yang pernah dipercaya ke Paris mengenalkan masakan Bali ini, kebutuhan rempah-rempah di Indonesia cukup memadai. Apalagi sampai saat ini, kata dia, Indonesia masih mengekspor ke beberapa negara. Walaupun sudah ada teknologi canggih dan produk unggulan rempah dari luar negeri, tak mengurangi kekhasan rempah Indonesia. Rempah Indonesia tetap menjadi primadona dunia.
Dalam teknik pengolahan bumbu, juga memegang peranan penting dalam rasa masakan. Bumbu yang diblender dengan bumbu yang diulek akan memberi banyak pengaruh pada rasa makanan. Bumbu yang diulek akan menyatu dan saling mengikat. Bumbu hasil ulekan terlihat ada serat rempah yang ikut memberikan tekstur pada makanan Sangat berbeda hasilnya dengan bumbu yang diblender. Bumbu terlihat halus tapi penyatuan komponen yang terkandung di dalamnya kurang merekat. –ast
Menurut Panasihat Indonesia Chef Asosiation (ICA) periode 2007-2012, sejak zaman dulu rempah Indonesia sudah dikenal. Bahkan penjajah datang ke Indonesia karena tertarik dengan rempah-rempah. Indonesia bagian timur merupakan penghasil rempah rempah terbaik di Indonesia. Beberapa rempah Indonesia seperti lada putih, lada hitam, ketumbar, pala, kapulaga, sangat dibutuhkan di Eropa, seperti Belanda, Belgia, Jerman, Italia dan Portugal. Mereka mengimpor dari Indonesia karena rempah rempah tersebut digunakan untuk bahan masakan. “Selain memberi rasa tajam dan aroma pada makanan, rempah tersebut digunakan untuk menggempukkan daging,” ujar Dosen Sekolah Perhotelan Bali ini.
Aroma dan rasa khas rempah Indonesia tetap memikat pencinta kuliner. Kapulaga, misalnya, digunakan untuk campuran olahan sosis dan ham untuk memberikan aroma khas pada daging olahan. Ketumbar, cengkih, pala, dan lada untuk memberi rasa pada makanan. Jahe dan kunyit untuk menghilangkan amis ikan dan sea food. Rempah-rempah ini bisa didapatkan di pasar swalayan atau di pertokoan China Town di tiap-tiap negara. Ada yang segar dan ada juga yang sudah berbentuk bubuk halus.
Menurut lelaki yang lama berkarier di kapal pesiar ini, ia pernah menjumpai bubuk lada putih yang beredar di Bali, aromanya berbeda, tidak terlalu menyengat. Padahal, rempah digunakan dalam bumbu masakan dengan tujuan memberi rasa dan aroma. Ia menyarankan, sebaiknya gunakan rempah alami, seperti lada bentuk bijian yang kemudian dihaluskan sendiri agar aroma dan rasanya lebih kental. Dengan menggunakan bumbu asli bukan dari pabrik, masakan akan tahan lama. Rempah-rempah selain memberi rasa dan aroma juga dapat berfungsi sebagai pengawet. Rendang dikenal sebagai masakan terlezat di dunia karena menggunakan sekitar 8 rempah-rempah Indonesia. Rendang bahkan dapat tahan selama sebulan tanpa perlu diberikan bahan pengawet kimia. Begitu juga di Bali, dikenal masakan ayam betutu dengan olahan banyak rempah-rempah yang khas. Olahan daging ayam ini sudah mulai dilirik wisatawan menjadi oleh-oleh.
Zaman dulu nenek moyang kita kalau sakit jarang ke dokter. Mereka memilih menggunakan boreh atau minum ramuan rempah sebagai jamu kesehatan. Artinya, penggunaaan rempah pada makanan selain memberi rasa, aroma, pengawet, juga dapat berfungsi sebagai obat, misalnya kunyit dan jahe yang bagus untuk kesegaran badan. Menurut lelaki yang pernah dipercaya ke Paris mengenalkan masakan Bali ini, kebutuhan rempah-rempah di Indonesia cukup memadai. Apalagi sampai saat ini, kata dia, Indonesia masih mengekspor ke beberapa negara. Walaupun sudah ada teknologi canggih dan produk unggulan rempah dari luar negeri, tak mengurangi kekhasan rempah Indonesia. Rempah Indonesia tetap menjadi primadona dunia.
Dalam teknik pengolahan bumbu, juga memegang peranan penting dalam rasa masakan. Bumbu yang diblender dengan bumbu yang diulek akan memberi banyak pengaruh pada rasa makanan. Bumbu yang diulek akan menyatu dan saling mengikat. Bumbu hasil ulekan terlihat ada serat rempah yang ikut memberikan tekstur pada makanan Sangat berbeda hasilnya dengan bumbu yang diblender. Bumbu terlihat halus tapi penyatuan komponen yang terkandung di dalamnya kurang merekat. –ast
Koran Tokoh, Edisi 678, 30 Jan s.d. 5 Februari 2012